Kenapa Aku Selalu Salah, Ma?
Dear mama,
Sebenarnya aku tidak mau
menulis semua ini di sini, aku lelah dengan semua ini, aku hanya ingin diam.
Aku tidak punya seorang pun yang bisa kuajak curhat panjang lebar mengenai
perasaan di dalam hatiku. Bukan karena aku tidak punya teman, tetapi karena
sifatku yang tertutup, aku merasa tidak nyaman bila aku harus bercerita pada
orang lain dengan detail apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan, tentang
pendapatku, atau bahkan tentang penilaianku pada orang lain. Aku lebih suka
menyimpan segalanya sendiri. Aku juga tidak suka mengumbar
kejelekan-kejelekan/aib keluarga sendiri pada orang lain. Rasanya sakit dan
tertekan bila harus membicarakan keburukan keluarga di hadapan orang lain. Itu
seperti menelanjangi diri sendiri kan, ma? Tetapi mengapa mama dengan mudahnya
mengumbar dan menceritakan segala hal buruk hingga sedetail-detailnya pada
orang lain. Mama tega menjelek-jelekkan anak sendiri di depan orang lain. Ohh,
sakit hatiku mendengar itu semua. Rasanya semua anak di dunia ini tidak
mengharapkan akan dijelek-jelekkan oleh orang tuanya sendiri, apalagi di
hadapan orang lain. Seburuk-buruknya seorang anak tentulah orang tua akan
selalu menyayangi, memuji, dan bangga pada anaknya. Tapi tidak dengan yang
terjadi padaku.
Sebelumnya aku minta maaf karena
selama hidupku belum pernah sekalipun aku memberikan sesuatu yang berarti untuk
membalas semua pengorbanan mama dalam melahirkan dan membesarkan aku. Bahkan
aku selalu mengecewakan dan membebani mama. Aku adalah anak yang paling tidak
berguna diantara adik-adikku, ya kan, ma. Aku adalah anak yang paling tidak
berharga di mata mama. Mungkin memandangku saja mama muak. Tapi aku menyayangi
mama, aku mencintai mama. Walau seperti apapun mama memperlakukan aku, aku
tetap menyayangi mama. Aku tidak bisa memilih sendiri orang tuaku kan, ma. Aku
juga tidak bisa meminta untuk tidak dilahirkan ke dunia ini kan, ma. Toh,
sesusah-susahnya hidupku, sesengsara-sengsaranya hidupku aku tetap harus
menjalani kehidupan yang telah diberikan Tuhan untukku. Aku tetaplah anak yang
mama lahirkan, aku tetap anak yang mama besarkan, aku tetap kakak dari
adik-adikku, ya kan, ma.
Ma, selama ini aku selalu diam. Mama
marah denganku, aku diam. Mama menjelek-jelekkan aku ke seluruh dunia pun aku
diam. Mama selalu tidak menghargai apapun yang kulakukan aku diam. Mama
menginjak-injak harga diriku aku diam. Mama memandangku dengan sebelah mata aku
diam. Mama melecehkan akupun aku diam. Aku diam karena aku menyadari bahwa
posisiku sebagai anak yang tidak bisa membantah pada orang tua. Aku tidak boleh
melawan pada orang tuaku. Tetapi dalam hatiku aku menangis. Aku merasa sedih
sekali. Aku sedih kenapa aku tidak berguna untuk mama, aku sedih karena aku
selalu membuat mama susah, aku sedih kenapa aku dilahirkan ke dunia ini kalau
aku hanya membuat mamaku susah. Pernah aku menyesal telah lahir ke dunia,
pernah aku menyesal menjadi anak mama. Pernah aku menyesal karena aku HIDUP!
Aku pernah SELALU INGIN MATI!
Dulu ketika aku melewati masa-masa
kecilku, aku selalu membantah dan melawan perkataan dan nasehat mama. Aku
selalu menjawab setiap mama memarahi aku. Tetapi dengan berjalannya waktu aku
semakin mengerti kata-kata mama. “Bila dimarahi aku harus diam, bila dinasehati
aku harus diam, apapun perkataan orang tua, salah atau benar orang tua aku
harus diam, tidak boleh membantah atau menjawab”. Dan semakin aku besar aku
menerapkan semua itu kan, ma. Aku selalu diam, mau apapun yang mama lakukan
padaku, salah atau benar aku selalu diam kan, ma. Malah adik-adikku hingga kini
yang selalu membantah setiap dinasehati oleh mama. Mereka selalu melawan perkataan
mama. Tetapi…kenapa tetap aku selalu salah di mata mama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar