*TIPS MENJINAKKAN BURUNG
*TIPS MENJINAKKAN BURUNG
Syarat
utama agar burung cepat bunyi atau ngoceh yaitu burung tersebut harus
jinak, itu jika anda membeli burung liar atau anda membeli burung muda
hutan, burung jinak secara umum adalah burung yang bebas dari tekanan di
sekitarnya, burung yang tidak takut lagi kepada makhluk hidup di
sekitarnya terutama terhadap manusia.
Dalam hal menjinakkan burung
liar ini ada hal non teknis yang perlu diperhatikan, yaitu diperlukannya
kesabaran dan ketelatenan yang sangat besar dari diri anda sendiri jika
ingin berhasil.
Saat ini banyak para pehobi membeli burung yang
baru ditangkap dari hutan, diantaranya saja murai, tledekan, cucak ijo
dan yang laiannya, dikarenakan menyesuaikan kondisi atau memang ingin
membeli burung yang benar-benar masih asli dari hutan dengan beberapa
pertimbangan masing-masing, tidak ada salahnya, sah-sah saja bukan?
Burung hasil tangkapan dari hutan biasanya masih sangat liar dan sangat
gesit, jika Anda punya burung masih liar, tentu tidak akan pernah gacor
ketika ada orang di sekitarnya, dia akan bunyi dengan cara mencuri-curi
waktu saat disekelilingnya sepi dan merasa aman, Itulah sebabnya mengapa
burung-burung bakalan hanya berbunyi ngeplong kalau tidak ada/ tidak
melihat orang.
Cara menjinakkan burung liar atau burung yang masih muda hutan, diantaranya adalah:
1. Tempat menggantang burung
Jika anda mempunyai burung liar, gantangkan saja burung anda ditempat
yang banyak dilalui orang, jangan di gantang ditempat yang sepi karena
burung anda takut akan nabrak-nabrak dan akan rusak bulunya, akan tetapi
gantang burung liar tersebut agak tinggi usahakan secukupnya jangan
terlalu tinggi sekali dan jangan terlalu rendah yang penting banyak
dilalui oleh orang disekitarnya.Lakukan hal tersebut setiap hari,
kira-kira 5 atau sampai 1 minggu coba gantungan agak diturunkan dan
seterusnya setiap minggu makin turun dan makin turun. ( Dalam
menggantang burung liar bisa ditempatkan didepan rumah / pinggir jalan
rumah dan gantang yang agak tinggi )
2. Cara Memandikan burung
Biasakan memandikan burung dengan cara memasukkannya dikaramba dengan
waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai
semprotan sampai basah kuyup, tidak masalah dia kelabakan kesana-kemari
saat disemprot sampai benar-benar basah kuyup hingga menggigil
kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai
bulu agak kering, tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan
langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya, kalau
sempat, lakukan “pemandian” itu pagi dan sore hari.
Fungsi memandikan sampai basah kuyup:
a. Untuk mempercepat burung lapar. Dengan mengombinasikan dengan cara
nomer 3 di bawah maka burung akan semakin merasa tergantung pada kita.
Pada saat yang sama, kita bisa cepat membuat burung lapar tetapi tidak
kekurangan nutrisi (beda kan kalau kita memang sengaja tidak memberi
pakan burung secara rutin atau cukup, yang dalam hal ini burung benar2
kekurangan semua nutrisi. Kalau dengan memandikan, maka rasa lapar hanya
disebabkan dia terlalu banyak membakar karbohidrat untuk memanaskan
tubuh).
b. Pada saat burung basah kuyup, ada pembelajaran pada
burung bahwa meskipun dia hanya bisa diam, kenyataannya kita (manusia)
yang berlalu lalang di dekatnya, bukan merupakan ancaman.
Proses penjinakan adalah proses pembelajaran domestikisasi.
Kalau kita takut burung lecet-lecet saat itu dan tidak memaksakan
proses pembelajaran, maka burung akan terlalu lama giras dan bisa-bisa
giras sepanjang masa. Kalau ini yang terjadi, ketika burung selalu
gerabakan saat dibawa-bawa, maka yang stress bukan hanya burungnya,
tetapi juga kita yang punya burung yang selalu gerabakan.
3. Memberi Makan
Yang ini memang memerlukan banyak waktu kosong anda untuk burung.
Jangan memberi makan menjelang malam hingga pagi, dan biarkan pada pagi
harinya dia kelaparan, dalam kondisi lapar itu, coba berikan dia tusuk
jangkrik dengan menggunakkan lidi yang agak panjang,biasanya akan
menyambar jangrik tersebut karena saking laparnya,tapi jika dia nggak
mau mengambil jangkrik, tarik lagi, kita ulangi 15 menit kemudian, kalau
masih nggak mau, tunda lagi sampai burung tersebut mau mengambil
jangkrik, jika sampai siang belum mau juga, tinggalkan jangkrik di
tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, tusuk pakai
lidi satu jangkrik lagi, goda dia beberapa saat sampai mau mendekat atau
tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak
kenyang.( ulangi hal demikian hingga biting yang biasa digunakan menusuk
jangrik kita dikurangi/potong hingga pendek dan dekat dengana kita ).
Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer)
satu sendok teh saja. Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik
dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi,
coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah
membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan
“terpaksa” harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung
lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika
sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan
kita.
Kalau sekadar untuk tetap bernafas sehat, empat-lima jangkrik
sudah cukup kita berikan pada pagi hari, dua-tiga jangkrik pada siang
hari, dan empat – lima jangkrik pada sore hari, dan semuanya tanpa ada
makanan tambahan di wadah pakan.
—Itulah sejumlah cara menjinakkan
burung yang bisa kita pilih. Kalau ketiga cara itu bisa kita
laksanakan/kombinasikan berbarengan, maka dalam waktu nggak sampai
sebulan burung liar sudah jadi relatif jinak.
Menjinakkan burung
dengan cara itu memang membawa sejumlah konsekuensi, misalnya burung
yang semula sudah mau ngriwik/bunyi, jadi agak macet karena stres.
Burung yang semula mulus, jadi luka atau rusak bulu. Tapi semua adalah
bagian dari proses dan pilihan, tinggal kita mau memakai jalan yang
mana, jalan cepat atau jalan biasa, semua kebaikan perlu biaya dan biaya
ini bisa bermacam-macam bentuknya. bisa waktu dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar